Latar Belakang Masalah
Zaman sekarang disebut zaman modern, ditandai dengan kemakmuran material, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, serba mekanik dan otomatis. Materi telah mampu
memberikan kesenangan dan kenyamanan lahiriyah.Namun, semua itu pada
taraf tertentu, telah menimbulkan kebosanan. Bahkan banyak membawa
bencana. Salah satunya adalah manusia modern telah dilanda kehampaan spiritual. Di tengah suasana seperti itu, manusia merasakan kerinduan akan nilai-nilai ketuhanan,nilai-nilai ilahiyah, nilai-nilai yang dapat menuntun manusia kembali kepada fitrahnya. Karena itu
manusia mulai tertarik untuk mempelajari tasawwuf dan berusaha untuk
mengamalkannya.Hal ini terlihat dengan tumbuhnya majlis-majlis pengajian
tasawwuf dengan segala amalan-amalan dan dzikir-dzikirnya.
Majlis- majlis tasawwuf inilah yang kemudian populer dengan istilah tarekat.
Tasawuf
adalah salah satu cabang ilmu Islam yang menekankan dimensi atau aspek
spiritualdalam Islam. Dalam kaitannya dengan manusia, tasawuf lebih
menekankan aspek rohaninya ketimbang aspek jasmaninya. Dalam kaitannya dengan kehidupan, ia lebih menekankan kehidupan akhirat ketimbang kehidupan dunia yang fana. Orang yang ahli dalam tasawuf disebut dengan seorang sufi. Seorang sufi menekankan aspek rohaninya daripada aspek jasmaninya. Seorang sufi selalu berusaha untuk dekat dengan Tuhan-nya. Dan untuk mencapai itu, terdapat tingkatannya, yaitu tobat, zuhud, sabar, kerendahan hati, takwa, tawakkal, kerelaan, dan ma'rifat. Dan dalam makalah ini akan mencoba membahas tentang pengertian tarekat dan tasawuf serta hubungan antara keduanya.
II.1 Pengertian Tarekat
Tarekat adalah jalan yang ditempuh menuju keridhaan Allah semata-mata. tarekat berasal dari kata Thoriqoh yang berarti jalan.
Dalam
artian jalan yang mengacu kepada suatu sistem latihan meditasi maupun
amalan-amalan yang dihubungkan dengan guru sufi. Istilah ini kemudian
berkembang menjadi organisasi yang tumbuh seputar metode sufi yang khas
atau institusi yang menaungi faham tasawuf.
Dengan
demikian dapat dimaklumi bahwa tarekat adalah jalan atau petunjuk
jalan atau cara yang dipakai oleh salik (para penempuh jalan) menuju
Allah Ta’ala melalui tahapan-tahapan atau maqamat.
Tarekat memiliki dua pengertian yaitu :


Sasaran
orang yang bertarikat adalah mencari ridha Allah semata dan memurnikan
tauhid kepadaNya. Tauhid dijadikan pola pikir, dalam bersikap “Ilahi
anta maqshuudii waridhaaka mathluubii” dan dalam bertindak sesuai dengan
Al Qur’an dan Al Hadis.
a. Macam-macam Tarekat

Tarekat
Naqsyabandiyah didirikan oleh Muhammad Bahauddin An-Naqsabandi
Al-Uwaisi Al-Bukhari tahun 1389M di Turkistan. Tarekat ini merupakan
salah satu tarekat sufi yang paling luas penyebarannya, dan terdapat
banyak di wilayah Asia Muslim serta Turki, Bosnia-Herzegovina, dan
wilayah Volga Ural. Ciri yang menonjol dari Tarekat Naqsyabandiyah
adalah diikutinya syari’at secara ketat, keseriusan dalam beribadah
menyebabkan penolakan terhadap musik dan tari, serta lebih mengutamakan
berdzikir dalam hati, dan kecenderungannya semakin kuat ke arah
keterlibatan dalam politik (meskipun tidak konsisten).
Penganut
Naqsyabandiyah mengenal 11 asas Thariqah. Delapan dari asas itu
dirumuskan oleh ‘Abd al-Khaliq Ghuzdawani, sedangkan sisanya adalah
penambahan oleh Baha’ al-Din Naqsyaband.
1. Asas-asasnya ‘Abd al-Khaliq adalah :








2. Asas-asas Tambahan dari Baha al-Din Naqsyabandiyah:



Teknik
dasar Naqsyabandiyah, seperti kebanyakan tarekat lainnya, adalah dzikir
yaitu berulang-ulang menyebut nama Tuhan ataupun menyatakan kalimat la ilaha illallah. Tujuan latihan itu ialah untuk mencapai kesadaran akan Tuhan yang lebih langsung dan permanen.
1. Tarekat
Naqsyabandiyah membedakan dirinya dengan aliran lain dalam hal dzikir
yang lazimnya adalah dzikir diam (khafi, “tersembunyi”, atau qalbi, ”
dalam
2. jumlah hitungan dzikir yang mesti diamalkan lebih banyak pada Tarekat Naqsyabandiyah dari pada kebanyakan tarekat lain.

Qodiriyah adalah nama sebuah tarekat yang didirikan oleh Syeikh Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani Al Baghdadi (1077-1166M). Tarekat Qodiriyah berkembang dan berpusat di Iraq dan Syria kemudian diikuti oleh jutaan umat muslim yang tersebar di Yaman, Turki, Mesir, India, Afrika dan Asia.
Syekh
Muhyiddin Abu Muhammad Abdul Qodir Al-Jaelani Al-Baghdadi, ini adalah
urutan ke 17 dari rantai mata emas mursyid tarekat. Tarekat Qodiriyah
ini dikenal luwes, yaitu bila murid sudah mencapai derajat syekh, maka
murid tidak mempunyai suatu keharusan untuk terus mengikuti tarekat
gurunya. Bahkan dia berhak melakukan modifikasi tarekat yang lain ke
dalam tarekatnya. Hal itu seperti tampak pada ungkapan Abdul Qadir
Jaelani sendiri, “Bahwa murid yang sudah mencapai derajat gurunya, maka dia jadi mandiri sebagai syeikh dan Allah-lah yang menjadi walinya untuk seterusnya.
Tarekat ini mementingkan kasih sayang terhadap semua makhluk, rendah
hati dan menjauhi fanatisme dalam keagamaan maupun politik. Keistimewaan
tarekatnya ialah zikir dengan menyebut-nyebut nama Tuhan. Ada anggapan
membaca Manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jilani pada tanggal 10 malam tiap
bulan bisa melepaskan kemiskinan. Karena itu manaqibnya populer, baik di
Jawa maupun Sumatera. Adapun asas-asas dalam tarekat Qodiriyah ialah
bercita-cita tinggi, melaksanakan cita-cita, membesarkan nikmat,
memelihara kehormatan dan memperbaiki khidmat kepada Allah SWT.
Sedangkan wirid dan zikir yang dilafalkan ialah “Lailahaillallahu”
dengan berdiri sambil bersenam, mengepalkan tangan ke samping, ke
depan, ke muka dengan badan yang sigap, dan putus ingatan dengan yang
lain, kecuali hanya kepada Allah SWT.
b. Tarekat dalam system ajaran islam
Tarekat
merupakan bagian integral dari ajaran Islam. Islam tanpa tarekat
bukanlah Islam kaffah sebagai yang diajarkan Rasulullah Saw. Islam
kaffah adalah Islam yang terpadu di dalamnya aspek akidah, syari’ah dan
haqiqah.tarekat qadiriyyah wa an-Naqsabandiyah adalah salah satu alian
dalam tasawuf yang substansi ajarnnya merupakan gabungan dari dua
tarekat yaitu Qadiriyyah dan naqsabandiyah. Secara keilmuan dari aqidah
lahir ilmu aqa’id, ilmu tauhid, teologi Islam dan ilmu kalam, dari
syariah lahir ilmu Fikih dengan segala cabangnya dan dari aspek haqiqah
lahir ilmu tasawuf dan tarekat. Arti dasar tarekat adalah jalan. Dan
yang dimaksud adalah jalan yang mesti dilalui oleh seorang salik utuk
menuju pintu-pintu tuhan. Imam Malik berkata sebagai dikutip oleh Imam
al-Gazali “Barang siapa bertasawuf tanpa fikih maka dia zindik dan
barang siapa berfikih tanpa tasawuf maka ia masih fasik dan barang siapa
yang berislam dengan memadukan antara fikih dan tasawuf benarlah dia
dalam berislam
II.2 Pengertian Tasawuf
Definisi
tasawuf satu dengan yang lainnya berbeda-beda tergantung dari sisi mana
si pakar tadi meninjaunya. Ada yang melihat dari sisi sejarah
kemunculannya, ada yang melihat dari sisi fenomenan sosial di abad
klasik dan pertengahan, juga ada yang melihatnya dari sisi substansi
ajarannya dan ada juga yang melihat dari sisi tujuannya.
a. Asal-usul Tasawuf





b. Pengertian Tasawuf secara Terminologis
v Menurut Muhammad bin Ali al-Qasab, guru Imam Junaidi al-Bagdadi,
“tasawuf adalah akhlak mulia yang nampak di zaman yang mulia dari seorang manusia mulia bersama kaum yang mulia”.
v Menurut al-junaidi al-baghdadi, tasawuf adalah
“Engkau ada bersama Allah tanpa ‘alaqah (tanpa perantara)”.
v menurut Usman al-Makki bahwa tasawuf adalah keadaan dimana seorang hamba setiap waktu melakukan perbuatan (amal) yang lebih baik dari waktu sebelumnya.
v Menurut Sarri as-saqiti, tasawuf adalaah “suatu nama bagi tiga makna yakni :
(1) nur ma’rifat nya tidak memadamkan cahaya kewaraannya,
(2) tidak berbicara tentang ilmu batin yang bertentangan dengan makna zahir al-Kitab atau sunnah,
(3) tidak terbawa oleh karomahnya untuk melanggar larangan Allah”.
v Syekh
Abdul Qodir al-Jilani berpendapat bahwa taswuf adalah mensucika hati
dan melepaskan nafsu dari pangkalnya dengan kholwah, riyadoh dan
terus-menerus berdzikir dengan dilandasi iman yang benar, mahabbah,
taubat dan ikhlas.
Sedangkan
secara umum ilmu tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui keadaan jiwa
manusia, terpuji atau tercela, bagaimana cara-cara mensucikan jiwa dari
berbagai sifat yang tercela dan menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji
dan bagaimana cara mencapai jalan menuju Allah.
c. Objek ilmu tasawuf
Obyek ilmu taswuf adalah perbuatan hati dan panca indera ditinjau dari segi cara pensuciannya.
d. Buah Ilmu tasawuf
Buah
taswuf adalah terdidiknya hati mengetahui (ma’rifah) terhadap ilmu gaib
secara rohani, selamatdi dunia dan bahagia di akhirat, dengan mendapat
keridhaan Allah
e. Keutamaan Ilmu tasawuf
Ilmu tasawuf adalah ilmu yang paling mulia karena berkaitan dengan ma’rifah kepada Allah ta’ala dan mahabbah kepada-Nya
f. Hubungan Ilmu tasawuf dengan Ilmu lain-Nya
Nisbah
ilmu taswuf terhadap ilmu yang lain bagaikan nisbah ruh bagi jasad.
Ilmu tasawuf adalah ruh, sementara ilmu yang lain adalah jasad. Jasad
tidaklah dapat hidup tanpa ruh
g. Pencipta ilmu tasawuf
Pencipta ilmu tasawuf adalah Allah Tabaraka wa Ta’ala. Allah menciptakan ilmu ini kepada Rasulullah dan para Nabi sebelumnya
h. Nama-nama ilmu tasawuf
Ilmu tasawuf mempunyai beberapa nama antara lain:
1. Ilmu batin
2. Ilmu al-qalbi
3. Ilmu laduni
4. Ilmu mukasyafah
5. Ilmu asrar
6. Ilmu maknun
7. Ilmu hakikat
i. Pilar Ilmu tasawuf
Pilar ilmu tasawuf ada lima perkara yaitu :
v Taqwallah (bertakwa kepada Allah) baik sewaktu sirr maupun ‘alabiyah (terbuka).
v Mengikuti Sunnah baik qauli maupun fi’li serta mengaktualisasikannya dalam penjagaan diri dan akhlak yang baik.
v Berpaling dari makhluk yang diwujudkan dalam sikap sabar dan tawakkal.
Rida terhadap ketentuan Allah yang diwujudkan dengan sikap qona’ah dan menerima (tafwid).
Rida terhadap ketentuan Allah yang diwujudkan dengan sikap qona’ah dan menerima (tafwid).
v Kembali kepada Allah baik sikala senang maupun di waktu susah.
j. Sumber ilmu tasawuf
Ilmu
tasawuf diambil dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw. Juga dari
atsar assabitah (jejak yang sudah tetap) dari umat-umat pilihan di masa
silam.
k. Hukum mempelajari tasawuf
Hukum mempelajarai ilmu tasawuf adalah wajib ain artinya kewajiban yang mengikat kepada setiap individu muslim.
Oleh
karena itu, sebagian ulama ahli ma’rifah berkata “Barang siapa yang
tidak memiliki ilmu ini sedikitpun (ilmu batin), aku hawatir ia berakhir
dengan su’ul khatimah”. Paling tidak seorang mukmin harus membenarkan
akan ilmu ini dan menyerahkan kepada ahlinya.
l. Masalah-masalah yang dibahas dalam ilmu tasawuf
Masalah
inti yang dibahas dalam ilmu tasawuf adalah sifat-sifat jiwa manusia,
cara-cara pensucian jiwa, dan penjelasan istilah-istilah yang khas dalam
disiplin ilmu ini misalnya; maqamat, taubat, zuhud, wara’, al-mahabbah,
fana baqa dan yang lainnya.
II.3 Perkembangan ilmu tasawuf
Secara keilmuan, tasawuf adalah disiplin ilmu yang baru dalam syari’at Islam, demikian
menurut Ibnu Khaldun. Adapaun asal-usul tasawuf menurutnya adalah
konsentrasi ibadah kepada Allah, meninggalkan kemewahan dan keindahan
dunia dan menjauhkan diri dari akhluk. Ketika kehidupan materialistik
mulai mencuat dalam peri kehidupan masyarakat muslim pada abad kedua dan
ketiga hijriyyah sebagai akibat dari kemajuan ekonomi di dunia Islam,
orang-orang yang konsentrasi beribadah dan menjauhkan diri dari hiruk
pikuknya kehidupan dunia disebutlah kaum sufi.
Berbeda
dengan Ibnu Khaldun, Muhammad Iqbal dalam bukunya “Tajdid al-Fikr
ad-Dini al-Islam” berpendapat bahwa tasawuf telah ada semenjak Nabi.
Riyadoh Diniyyah telah lama menyertai kehidupan manusia sejak awal-awal
Islam bahkan kehidupan ini semakin mengental didalam sejarah
kemanusiaan. Menurut sebagian fakar, Imam Ali bin Abi Thalib adalah
orang pertama yang memunculkan istilah taswuf.
Islam,
iman dan ihsan adalah landasan untuk melakukan suluk dan taqqarub
kepada Allah. ‘Iz bin Abdissalam berpendapat bahwa sistematika
keberagamaan bagi kaum muslimin, yang pertama adalah Islam. Islam
merupakan tingkat pertama beragama bagi kaum awam. Iman adalah tingkatan
pertama bagi hati orang khusus kaum mukminin, sedangkan ihsan adalah
tingkatan pertama bagi ruh kaum muqarribin.
II.4 Rukun tasawuf
Al-Kalabazi
dengan mengutip pendapat Abu al-Hasan Muhammad bin Ahmad al-Farisi
menerangkan bahwa rukun tasawuf ada sepuluh macam, antara lain :
1. Tajrid at-Tauhid (memurnikan tauhid)
2. Memahami informasi. Maksudnya mendengar tingkah laku bukan hanya mendengar ilmu saja.
3. Baik dalam pergaulan.
4. Mengutamakan kepentingan orang banyak ketimbang kepentingan diri sendiri.
5. Meninggalkan banyak pilihan.
6. Ada kesinambungan antara pemenuhan kepentingan lahir dan batin.
7. Membuka jiwa terhadap intuisi (ilham).
8. Banyak melakukan bepergian untuk menyaksikan keagungan alam ciptaan Tuhan sekaligus mengambil pelajaran.
9. Meninggalkan iktisab untuk menumbuhkan tawakkal.
10. Meninggalkan iddikhar (banyak simpanan) dalam keadaan tertentu kecuali dalam rangka mencari ilmu.
II.5 Hubungan antara tarekat dan tasawuf
Tarekat
merupakan intipati pelajaran Ilmu Tasawwuf, yang mana dengannya
seseorang itu dapat menyucikan dirinya dari segala sifat-sifat yang keji
dan menggantikannya dengan sifat-sifat akhlak yang terpuji. Ia juga
merupakan Batin bagi Syari’at yang mana dengannya seseorang itu dapat
memahami hakekat amalan-amalan salih di dalam Agama Islam. Tarekat tidak
membicarakan filsafat tasawuf, tetapi merupakan amalan (tasawuf) atau
prakarsanya. Pengalaman tarekat merupakan suatu kepatuhan secara ketat
kepada peraturan-peraturan syari`at Islam dan mengamalkannya dengan
sebaik-baiknya, baik yang bersifat ritual maupun sosial, yaitu dengan
menjalankan praktek-praktek dan mengerjakan amalan yang bersifat sunat,
baik sebelum maupun sesudah sholat wajib, dan mempratekkan riyadah.
Dengan
demikian, tampaklah hubungan yang erat antara tasawuf dan tarekat,
bahwa antara keduanya tampak sulit dibedakan dan tak bisa dipisahkan
antara yang satu dengan yang lain.
Tasawuf
adalah sebuah ideologi dari institusi yang menaunginya, yaitu tarekat.
Atau dengan kata lain, tarekat merupakan madzhab-madzhab dalam tasawuf.
Dan tarekat merupakan implementasi dari suatu ajaran tasawuf yang
kemudian berkembang menjadi sebuah organisasi sufi dalam rangka
mengimplementasikan suatu ajaran tasawwuf secara bersama-sama.
No comments:
Post a Comment